tag:blogger.com,1999:blog-9821621803057605902024-03-12T10:20:32.605+07:00Keluarga Besar Bani Syuhada IndonesiaSilsilah Keluarga Besar Bani Syuahada IndonesiaBani Syuhada Indonesiahttp://www.blogger.com/profile/15748644333840238397noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-982162180305760590.post-27086173909556876202017-06-26T00:36:00.006+07:002024-03-04T17:37:35.322+07:00Kiyai Busyro Guru Panglima Besar Jenderal Sudirman<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH8jMM6r1WBIaO8HKGe_oc4AgP5QUoTxBuAYJDvYaAn0SSmfBH9KuKrYiEgGsn9oMAvVVpSxvoCZ7fCQvFB0a7t9lLr67FrTxLDZsv7vn2Rp8p4bC7d3HdhxtxLdqZwGRjXa4jR5-Cois/s1600/Jenderal+Sudirman.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="color: #010101; font-family: georgia; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="402" data-original-width="672" height="380" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH8jMM6r1WBIaO8HKGe_oc4AgP5QUoTxBuAYJDvYaAn0SSmfBH9KuKrYiEgGsn9oMAvVVpSxvoCZ7fCQvFB0a7t9lLr67FrTxLDZsv7vn2Rp8p4bC7d3HdhxtxLdqZwGRjXa4jR5-Cois/s640/Jenderal+Sudirman.jpg" width="640" /></span></a></div><span style="color: #010101; font-family: georgia; font-size: medium;">
Panglima Besar Jenderal Sudirman merupakan salah satu tokoh penting
yang pernah dimiliki negeri ini. Dia merupakan seorang pejuang dan
pemimpin teladan bangsa. </span><div><span style="color: #010101; font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div><span style="color: #010101; font-family: georgia; font-size: medium;">Pribadinya teguh pada prinsip, keyakinan selalu mengedepankan kepentingan rakyat dan bangsa di atas kepentingan pribadinya.<br />
<br />
Sudirman
lahir pada 1916 di desa Bodas, Karangjati, Purbalingga, Provinisi Jawa
Tengah. Sebelum memasuki dunia kemiliteran, Sudirman berlatar belakang
guru HIS Muhammadiyah di Cilacap dan aktif kepanduan Hizbul Wathan.<br />
<br />
Sejarah
mencatat, ketika berusia 31 tahun dia sudah menyandang pangkat
jenderal. Meski saat itu menderita sakit paru-paru, tetapi dia terus
bergerilya melawan penjajah.<br />
<br />
Apa sesungguhnya yang membuat
Sudirman memiliki keteguhan dan prinsip kuat dalam hidupnya sehingga dia
memiliki nama harum di negeri ini?<br />
<br />
“Sudirman mendapat didikan
seorang ulama pada masanya. Inilah yang membuatnya memiliki keteguhan
dalam berjuang. Meskipun dia menderita sakit paru-paru dan harus
ditandu, tetapi semangat juangnya tinggi,” ujar K. H. Abdul Malik kepada
penulis di kediamannya di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, seperti yang
dilansir <a href="http://www.gus7.wordpress.com/"><i><b>www.gus7.wordpress.com</b></i></a>.<br />
<br />
<u><b>Kyai Haji Busyro Syuhada</b></u><br />
<br />
Dikisahkan,
sekitar 50 km dari Kota Purbalingga, ada seorang ulama bernama Kyai
Haji Busyro Syuhada. Kiya Busyro adalah putra Muhammad Syuhada nomor ketiga. Sang ulama memiliki sebuah pesantren di Desa
Binorong, Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah.<br />
<br />
Selain dikenal sebagai ulama, Kyai Busyro juga seorang pendekar pencak silat (ketika itu istilahnya pencak ragawi dan batin). Sebagaimana
umumnya pesantren, para santri diajarkan ilmu agama dan beladiri
pencak.<br />
<br />
Pencak silatnya dikenal dengan nama aliran Banjaran yang intinya
memadukan ilmu batin dan ilmu dhohir. </span></div><div><span style="color: #010101; font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div><span style="color: #010101; font-family: georgia; font-size: medium;">Pada kemudian hari pencak silat
yang dirintis Kyai Busyro Syuhada menjadi cikal bakal perguruan silat
Tapak Suci Putera Muhammadiyah.<br />
<br />
Suatu hari, Sudirman berkunjung
ke pesantren Kyai Busyro di Banjarnegara. Dia bermaksud silaturahmi.
Saat itu Sudirman masih menjalankan pekerjaan sebagai guru di Cilacap. </span></div><div><span style="color: #010101; font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div><span style="color: #010101; font-family: georgia; font-size: medium;">Pada pertemuan itu, tiba-tiba saja Kyai Busyro menangkap suatu firasat
saat berhadapan dengan Sudirman.<br />
<br />
“Kyai Busyro menyarankan agar
Sudirman tinggal sementara waktu di pesantren. Dia ingin agar Sudirman
mau menjadi muridnya. Kyai Busyro tidak menjelaskan alasan
sesungguhnya,” ujar K. H. Abdul Malik mengenang.<br />
<br />
Tentu saja
Sudirman terkejut mendengar saran Kyai Busyro Syuhada. Tetapi dia
menyambut dengan antusias. Bagaimanapun juga, saran dan nasihat seorang
ulama tentu baik dan pasti ada alasan-alasan khusus yang tidak dapat
diungkapkan. </span></div><div><span style="color: #010101; font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div><span style="color: #010101; font-family: georgia; font-size: medium;">Selanjutnya Sudirman nyantri di pesantren asuhan Kyai
Busyro Syuhada. Saat itu usia Sudirman sekitar 25 tahun.<br />
<br />
Selama
menjadi santri, Sudirman diperlakukan khusus oleh Kyai Busyro. Bahkan
terkesan diistimewakan. Semua keperluan Sudirman menyangkut urusan apa
saja, termasuk urusan makan dan minum selalu disiapkan.<br />
<br />
Kyai
Busyro sengaja menyediakan seorang pelayan khusus untuk murid spesialnya
itu. Pelayan itu masih keponakan Kyai Busyro sendiri yang bernama
Amrullah Kusumo Hartono.<br />
<br />
Saat itu usia Amrullah lebih muda lima tahun dibandingkan Sudirman. Amrullah merupakan ayah kandung Abdul Malik.<br />
<br />
“Ayah
saya menceritakan seputar bagaimana Kyai Busyro menggembleng Sudirman.
Di lingkungan keluarga besar kami, kisah ini sebenarnya sudah umum
diketahui,” kata Abdul Malik.<br />
<br />
Menurutnya, gemblengan terhadap
Sudirman sepintas memiliki kemiripan pola didikan silat dalam film
Mandarin, seperti: Shaolin Temple. Murid dilatih ilmu silat dan juga
disuruh melakukan olahraga yang menguras fisik.<br />
<br />
Namun demikian, Sudirman diharuskan berpuasa dan saat tengah malam melakukan salat sunah secara rutin.<br />
<br />
“Bagaimana sebenarnya bentuk didikan secara fisik?” tanya saya.<br />
<br />
“Salah
satu cerita yang pernah saya dengar, meskipun dalam keadaan berpuasa,
Sudirman diperintahkan melakukan pekerjaan keras memotong beberapa pohon
yang ada di dekat pesantren.”<br />
<br />
“Batang-batang pohon itu kemudian
diseretnya. Lalu dimasukkan ke dalam kolam atau empang. Pekerjaan itu
dilakukan sendirian tanpa dibantu siapapun. Setelah matahari terbenam,
batang pohon itu harus dikeluarkan lagi dari kolam,” jawab Abdul Malik.<br />
<br />
Abdul Malik menambahkan, saat Sudirman berbuka puasa dan sahur, Amrullah bertugas menyediakan makanan dan minuman.<br />
<br />
Di
samping itu, Kyai Busyro juga memberi amalan zikir atau hizib khusus
kepada Sudirman untuk dibaca setiap harinya. Secara hampir bersamaan,
hizib ini juga diamalkan Amrullah (kelak Amrullah menjadi ulama dan
tokoh di Wonosobo, Jawa Tengah).<br />
<br />
Pada tahun 1942, Kyai Busyro
meninggal dunia. Melihat kenyataan itu, Sudirman memutuskan kembali ke
kampung halamannya di Purbalingga. Namun tidak berapa lama kemudian
balatentara Jepang mulai menjajah Indonesia.<br />
<br />
Seolah sudah menjadi
takdirnya, Sudirman segera mengikuti pendidikan militer di Bogor
bergabung dengan tentara PETA (Pembela Tanah Air).<br />
<br />
Begitu tamat
pendidikan, Sudirman menjadi Komandan Batalyon di Kroya, Jawa Tengah.
Sesudah TKR (Tentara Keamanan Rakyat) terbentuk, Sudirman diangkat
menjadi Panglima Divisi V/Banyumas.<br />
<br />
Pada puncaknya, Sudirman
menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TNI
pertama dan termuda) hingga beliau wafat pada 29 Januari 1950.<br />
<br />
“Apa
yang saya katakan tadi hanya sepenggal cerita saja. Sebenarnya kisah
gemblengan Kyai Busyro kepada Sudirman cukup banyak. Tetapi intinya,
Sudirman mendapat bimbingan khusus dari seorang ulama pada masanya.
Inilah yang membuatnya berhasil menjadi pemimpin,” ujar Abdul Malik.<br />
<b><br />Kisah Gaib</b><br />
<br />
Pada
saat Sudirman bergerilya, banyak kisah-kisah mistis seputar
perjuangannya. Dikisahkan, musuh selalu gagal memburunya. Bahkan
Sudirman pernah luput dari tangan musuh yang hanya berjarak sekitar
10-20 meter.<br />
<br />
Andaikata saat itu penyakitnya kambuh dan membuatnya batuk-batuk, pastilah musuh akan mendengar dan menangkapnya.<br />
<br />
Tetapi
atas kebesaran Allah, pada detik yang genting itu penyakitnya tidak
kambuh. Sungguh aneh tidak ada satupun musuh yang melihat Sudirman
bersembunyi di antara rumput alang-alang yang pendek.<br />
<br />
Di sisi
lain, wibawa dan kharisma Sudirman terpancar kuat dari ekspresi wajah
dan tubuhnya. Meskipun saat itu tubuhnya kurus, lemah dan harus ditandu,
tetapi seluruh jajaran angkatan perang patuh di bawah komandonya.<br />
<br />
Semua
ini merupakan hasil disiplin yang diperoleh dari gurunya. Sejarah juga
mencatat, saat ibukota Republik yang berada di Yogyakarta direbut
Belanda, Presiden dan Wakil Presiden ditawan.<br />
<br />
Dikisahkan, ketika
itu Sukarno sempat menyuruh Sudirman meletakkan senjata, tetapi Sudirman
menolak dan memutuskan bergerilya. Sungguh suatu sikap berani yang
ditunjukkan Sudirman. Dia melawan atasan untuk tujuan yang jauh lebih
mulia.<br />
<br />
Demikian sekelumit kisah perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman. Kita patut menghormati dan meneladaninya.<br />
<br />
Sebelum
menutup perbincangan, Abdul Malik juga mengemukakan bahwa salah seorang
keponakan Kyai Busyro Syuhada pernah menjabat ketua Komisi Yudisial dan
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), K. H. M. Busyro Muqoddas. <i><b>(Ditulis oleh M. Agus Siswanto) </b></i></span></div>Bani Syuhada Indonesiahttp://www.blogger.com/profile/15748644333840238397noreply@blogger.com